Alasan Kenapa Perusahaan China Suka Meniru

“Peniru”, adalah kata yang hampir identik dengan ranah teknologi China selama dekade terakhir. Dan meski era meniru secara terang-terangan di China – misalnya saat Renren masih bernama Xiaonei, tampilan situsnya sangat mirip Facebook – sudah lama berlalu, model meniru masih sangat lazim terjadi di ranah startup negara ini. Dan tentu saja, banyak perusahaan internet di China juga saling meniru satu sama lain!
Jadi apa penyebabnya? Mengapa begitu banyak perusahaan internet di China suka meniru? Ini semua terjadi karena mereka ingin menghindari risiko.

Yang penting bukan menjadi yang pertama, tapi yang terbaik

Ungkapan tersebut berlaku di setiap pasar teknologi, namun mungkin paling berlaku di China: menjadi yang pertama mengeksekusi ide baru tidak akan memberikan apa-apa bagi Anda. Di ranah startup teknologi China yang sudah ramai, menjadi yang pertama jarang membuahkan keuntungan untuk mengalahkan kompetitor. Jika perusahaan lain yang menjalankan ide serupa baru meluncur beberapa bulan kemudian dengan eksekusi yang lebih baik, mereka lah yang akan menang.
Dan tak jarang, menjadi yang pertama di China justru bisa menjadi sebuah kerugian. Misalnya, Fanfou, yang merupakan layanan microblogging besar pertama di China. Mereka mengalahkan semua pemain besar lokal dan internasional yang masuk di China. Namun, pemerintah khawatir terhadap potensi microblogging yang bisa menyebarkan perbedaan pendapat dan protes, sehingga Fanfou akhirnya ditutup.
Penutupan tersebut memberi banyak waktu bagi perusahaan teknologi besar seperti Sina dan Tencent untuk mengembangkan layanan microblogging mereka sendiri dan bekerja sama dengan pemerintah China untuk meredakan kekhawatiran mereka. Pada saat aturan sudah jelas dan Fanfou akhirnya diizinkan untuk beroperasi kembali, semuanya sudah terlambat: pesaingnya telah meluncurkan layanan unggulan seperti Sina Weibo.
Menjadi yang pertama di setiap sektor internet di China sama saja dengan menantang maut, karena umumnya tidak bisa diketahui secara jelas bagaimana nantinya konsumen akan merespon dan bagaimana nantinya pemerintah akan mengatur sektor itu. Menunggu dan meniru ide orang lain, tapi mengeksekusi secara lebih baik seringnya justru menjadi jalan yang lebih aman dan lebih sukses. Anda menghindari risiko yang tidak diketahui, sembari bebas meniru ide yang sudah berhasil.

Percaya kesuksesan Amerika Serikat adalah masa depan China

Secara historis, entrepereneur internet China meniru bisnis internet dari negara-negara Barat karena mereka tahu ide bisnis tersebut berhasil. Karena ekosistem internet China kurang berkembang jika dibandingkan dengan AS, kesuksesan di AS dipandang sebagai masa depan China: sebuah model yang berhasil di AS kemungkinan akan berhasil di China dalam beberapa tahun ke depan.
Dan entrepereneur seperti apa yang tidak akan mengambil keuntungan jika mereka memiliki “bola kristal” yang bisa memberitahu mereka jenis bisnis apa yang akan berhasil dalam satu atau dua tahun ke depan? Perusahaan teknologi China yang menolak “meniru” pasti akan tertinggal.
Tapi walaupun perusahaan internet China yang paling sukses hampir semua dimulai sebagai tiruan persis dari raksasa teknologi asing, kini mereka sudah punya ciri khasnya sendiri. Masa-masa meniru persis bisnis internet asing di China dan optimis akan sukses sudah berakhir, karena pengguna internet China memiliki perilaku dan keinginan yang berbeda dari konsumen di Barat. Di masa kini, entrepreneur di China mungkin terinspirasi oleh bisnis internet yang sukses di AS, tapi jika ingin sukses menirunya di China, maka mereka akan harus mengubahnya sedikit untuk disesuaikan dengan selera lokal.

Kurangnya risiko hukum

Perlu diketahui juga bahwa secara historis, meniru perusahaan lain, terutama perusahaan asing, tidak begitu berisiko di China dibanding di AS. Karena setiap orang melakukannya, tidak ada stigma yang diberikan bagi perusahaan yang meniru di negara ini. Dan karena hukum kekayaan intelektual Barat tidak berlaku di China, bahkan meniru persis seperti yang dilakukan versi lama Renren yang disebutkan di atas, tidak perlu khawatir akan dituntut.

…tapi apakah “meniru” merupakan kata yang tepat bagi China saat ini?

Penting untuk diketahui bahwa kini, sangat sedikit peniru terang-terangan dan direct-copy(meniru persis tanpa perubahan) yang sukses di China. Pada masa awal internet China barubooming, Anda mungkin bisa melakukan itu karena tidak ada kompetitor lokal. Namun masa-masa tersebut sudah lama berlalu. Sekarang, semua tergantung pada eksekusi, dan karena pasar China sangat berbeda, siapa saja yang hanya meniru persis (tanpa disesuaikan dengan pasar) kemungkinan akan dihancurkan oleh pesaing lokal yang meniru ide serupa tapi mengadaptasinya secara lebih baik untuk pasar lokal.
Dengan kata lain: “hanya meniru” adalah konsep usang dan singkat yang sudah tidak akurat lagi untuk menggambarkan industri teknologi China. Apakah perusahaan China masih mengambil inspirasi dari kesuksesan perusahaan teknologi asing? Tentu. Tapi jika ingin sukses, perusahaaan hampir dipastikan perlu membuat perubahan yang radikal dan inovatif untuk menyesuaikannya dengan pasar di negara ini.
Sina Weibo, misalnya, sering disebut sebagai “tiruan” Twitter ketika pertama kali diluncurkan, namun pada kenyataannya, aplikasi tersebut berbeda dalam banyak hal. Memungkinkan komentar di tweet, misalnya, membuat Weibo menarik bagi pengguna China yang ingin sentuhan sosial. Selain itu, tetap mempertahankan 140 karakter – meski 140 karakter bisa dibilang jauh lebih “panjang” dalam bahasa Mandarin dibanding dalam bahasa Inggris – memungkinkan pengguna menulis lebih banyak. Weibo mungkin memang sebuah layanan microblogging, tetapi menyebutnya sebagai tiruan persis Twitter bisa dibilang tidak akurat – dan ini juga berlaku bagi sebagian besar “peniru” di China yang telah sukses di pasar saat ini.
(Diterjemahkan oleh Lina Noviandari; sumber gambar: David Goehring)
Previous
Next Post »