Why and How to Benchmark Your Startup Ideas


"The best way to have a good idea is to have a lot of ideas, and throw away the bad ones."
—Linus Pauling
Postingan ini saya kirimkan dalam bentuk email kepada beberapa rekan mahasiswa yang sedang mencari ide startup, terutama yang terkait technology startup di bidang internet dan mobile.
Seringkali kita bertemu founder muda belia yang punya ide “discount site” ketika ditanya “pernah dengar Groupon?” dijawab “belum pernah.”  Dengar saja belum pernah apa lagi strategy value creationnya.   ”Ada ide apa lagi selain itu?”   “tidak ada, hanya satu.”  So, go back home, cari ide lebih dari satu, cek apakah sudah ada yang mirip dengan ide itu.
Postingan ini saya harap bisa membantu teman-teman yang masih dalam kondisi mencari ide. Postingan ini tidak mencakup prihal “kriteria ide yang baik.”
Semoga bermanfaat.

Kenapa kita harus melakukan benchmarking ideas ?
  1. Biasanya orang bilang, “the best way to come up with startup ideas is to ask yourself the question :  what do you wish someone would make for you?” tetapi, tidak semua orang pandai melihat masalah yang ada di sekitar dirinya dan memberikan solusinya, kalau pun seseorang tahu solusinya, tidak semua orang bisa melihat dengan jelas bentuk solusinya. Kalaupun dapat solusinya, ia tidak tahu seberapa besar marketnya dan seberapa kuat purpose orang untuk menggunakan solusi itu.
  2. Semua ide yang ada di dunia bisa dibilang sudah ada orang lain yang mengerjakannya. Kenapa tidak belajar dari orang lain yang sudah lebih dulu menjalankannya ? Jika memang ide kamu benar-benar unik dan orang lain tidak ada yang mengerjakannya, ada 2 kemungkinan :  Kamu sangat jenius dan beruntung sekali atau    Karena ide itu tidak ada marketnya.
  3. Venture capital pada dasarnya memiliki expertise untuk spotting the pattern, mereka tahu ide mana yang punya nilai besar dan ide mana yang tidak, sehingga cukup worth it jika kita meluangkan waktu untuk melihat-lihat ide apa yang difunding oleh VC di luar negeri. Toh ide besar dan ide kecil sama saja capeknya? Kenapa tidak jalankan ide besar sekalian? Dengan small steps tentunya.
  4. Hard to say apakah ini “doing cloning” atau “benchmarking”, cloning sendiri disebut “tidak kreatif” oleh beberapa orang, tetapi menurut beberapa sumber, di Indonesia funding yang ada masih terbatas, beda dengan investor di USA yang sudah dapat untung besar dari perusahaan tech jaman dulu seperti Microsoft, Apple, Ebay, Intel, Paypal, di Indonesia karena keterbatasan funding maka kita harus masuk ke business model yang proven. Investor di Indonesia pun seringkali menanyakan “ide kamu ini ada success story di negara lain tidak?.”
  5. Sering kali kita punya ide terlalu liar yang kita sendiri tidak jelas bentuknya, tidak ada ruginya kan jika tahu seperti apa sih “sebuah bentuk proven yang terdekat”dari ide kita jika dibandingkan dengan business model yang proven di negara lain. Jika sudah ketemu, cek lagi siapa foundernya dan apa yang dilakukannya di tahun pertama untuk membangun perusahaannya.
  6. Banyak founder bagus di Indonesia yang melakukan hal yang sama, mereka mempelajari sejarah di US, Jepang, China, tipe startup seperti apa yang akan rising duluan ? Bagaimana trend ke depannya? Indonesia ada di tahap mana? Yang mana yang bisa diadopt ? bagaimana cara melokalisasinya ?- ingat, clone is not enough –    Jika para founder bagus melakukan benchmarking, kenapa kamu tidak ?
Saya personally membagi ide menjadi beberapa tingkatan, entah relevan atau tidak :
  1. Sudah IPO di negara lain. Contoh : Ebay.com yang diadopt jadi tokopedia.com/bukalapak.com, Kakaku.com / pricegrabber.com yang diadopt jadi pricearea.com / telunjuk.com , Yelp.com yang diadopt jadi urbanesia.com.
  2. Punya kemungkinan IPO dalam waktu dekat atau belum ada IPO tapi perform dengan bagus. Contoh : Glam.com yang diadopt jadi Fimela.com.
  3. Dapat funding dari venture capital yang bagus dari Jepang dan USA.
  4. Lulusan inkubator yang bagus tetapi belum dapat funding dari VC.
  5. Pemenang kompetisi.
  6. Tidak ada benchmark (bukan berarti tidak bagus, hanya tidak ada benchmark saja).
Beberapa tools untuk benchmarking adalah
List 100 good VC di US
Lihat list di atas, cek website dari VC masing-masing dan lihat-lihat portofolionya per kategori, cek apakah ada yang cocok dengan passion dan skillmu.
Top 10 VCs
Ron Conway tech megatrends
Idea yang dianggap layak oleh Paul Graham, pendiri Ycombinator (2008)
Evaluasi apakah Paul Graham sudah dapat yang ia inginkan (2011)
Crunchbase.com & Angel.co, ketahui ide kamu punya berbagai diferensiasi seperti apa di Silicon Valley
https://angel.co/startups , misalnya kamu punya ide fashion-related, kamu merasa ide kamu paling hebat dan unik sedunia. Ada baiknya kamu lihat https://angel.co/startups , di kolom “what market are you interested in” isi “fashion” dan cek apakah ada startup yang mirip dengan ide kamu dan lihat performanya : apakah dia sudah launch? Apakah tractionnya bagus ? apa ada investor yang percaya dengan ide dia? Investornya VC top tier atau VC tidak jelas ? fyi angel.co adalah “Linked in for startups” di Silicon Valley.
Silicontap.com, siapa membeli siapa ?
6 September 2012, Ebay membeli Svpply , sebuah social curation startup. Messagenya adalah : Jika kamu buat startup social curation yang bagus, nampaknya bisa jadi infrastruktur support yang bagus untuk ecommerce dan siapa tahu diakuisisi. Coba tebak startup apa di Indonesia yang membenchmark ke Svpply.
Previous
Next Post »