Strategi Menembus Ranah Aplikasi Chatting di Indonesia

Indonesia adalah negara yang terkenal suka berkirim pesan singkat atau chatting. Menurut laporan berjudul State of mobile messaging in Indonesia  dari Inmobi, 97 persen pengguna mobile di Indonesia mengakses aplikasi chatting sampai berkali-kali dalam sehari dan rata-rata memiliki 3,6 aplikasi chatting yang diunduh melalui smartphone mereka.
Pasar aplikasi chatting saat ini sangatlah ramai, dan sebagian besar nama-nama besar, baik yang berasal dari Asia maupun Barat, cukup populer di negara ini. Lalu, apakah ada kemungkinan dan peluang bagi pemain baru untuk ikut bersaing?
Mari kita lihat aplikasi mana yang saat ini paling populer di Indonesia.

1. BBM Masih Berkuasa

Popularitas BlackBerry Messenger (BBM) jelas terlihat masih bertahan jika ditinjau dari studi yang dilakukan oleh Nielsen di pertengahan tahun 2014. Kali ini, Jana, perusahaan yang membuat mCent dan juga sebuah channel periklanan aplikasi, merilis sebuah daftar peringkat aplikasi chatting paling populer di Indonesia. Jana mengumpulkan informasi real-time dari penggunanya dan tahu aplikasi apa saja yang mereka pakai:messenger apps in Indonesia
Menariknya, setelah setahun, BBM masih memegang peringkat pertama di Indonesia.

2. Menggunakan lebih dari satu aplikasi

Dahulu, di saat pilihan smartphone belum begitu banyak, Perangkat BlackBerry sempatsangat populer di negara ini. Sistem chatting BlackBerry juga sudah bisa digunakan sejak awal di semua smartphone mereka, dan ini membuat pengguna tidak punya pilihan lain, selain belajar menggunakannya. Sekarang, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan BlackBerry Messenger dan masih menggunakannya di perangkat mereka yang lain, karena di situlah teman-teman mereka berada. Bagi banyak orang, terutama yang tingga di luar kota-kota besar, kata BBM sudah punya arti yang sama dengan “berkirim pesan”.
Namun, pada kenyataannya, masyarakat Indonesia tidak keberatan menggunakan lebih dari satu aplikasi chatting dan menerima nama-nama baru yang muncul. Jadi bahkan jika orang-orang masih menggunakan BlackBerry Messenger dan semacamnya, bukan berarti mereka tidak akan menggunakan aplikasi yang lain jika rekan kerja, keluarga, dan teman mereka juga menggunakannya.

3. Aplikasi pre-installed bukan jaminan

Data dari Jana memperlihatkan fakta menarik lainnya: aplikasi yang dipasang sejak awal tidak lebih sukses dari yang lainnya. Misalnya, kebanyakan smartphone Samsung akan dilengkapi dengan aplikasi ChatOn. Hal yang sama juga berlaku pada Omlet Chat yang sudah tersedia di semua produk Asus Zenfone. Tapi meskipun aplikasi ini sudah ada di perangkat pengguna, mereka tidak ada di daftar 10 aplikasi chatting yang paling banyak digunakan. Hanya karena aplikasinya sudah ada di sana, bukan berarti aplikasi tersebut populer.
Hasil dari laporan InMobi juga membuktikan bila pengguna sangat nyaman mengakses toko aplikasi, mendengarkan rekomendasi teman, dan memasang aplikasi sesuai dengan preferensi dan selera mereka. Dalam surveynya, 46 persen responden mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi baru setelah melihat-lihat di toko aplikasi, sementara 42 persen responden lainnya mengunduh aplikasi berkat rekomendasi orang lain.
Jika Anda adalah pemain baru di ranah aplikasi chatting dan menganggap bahwa bekerja sama dengan perusahaan smartphone dan memberikan aplikasi pre-installed adalah cara mudah yang akan membuat aplikasi Anda populer, pikirkan sekali lagi. Membuat aplikasi yang fungsional dan mudah digunakan, maka brand Anda jauh lebih dikenal orang.

4. Metode yang dilakukan Line

Menembus imbas jaringan adalah hal yang sulit, dan ini mengerucut pada fakta bila aplikasichatting yang terhubung ke layanan lain cenderung lebih diminati. Facebook Messenger dan Google Hangout adalah dua contoh yang masuk dalam kategori ini. WhatsApp berhasil menjadi populer dengan memudahkan orang-orang terhubung dengan teman yang juga memakai aplikasi yang sama. Mereka tidak harus menambahkan kontak baru, karena pengguna WhatsApp lain langsung muncul di daftar kontak mereka.
Meski begitu, sukses Line di Indonesia membuktikan bahwa masuk ke negara ini dengan strategi yang berbeda sebenarnya tetap bisa mendulang sukses. Line tidak terhubung dengan jejaring sosial manapun ataupun membuat Anda terhubung dengan pengguna lain dengan mudah. Line adalah aplikasi chatting yang faktor suksesnya di Indonesia, dan mungkin di negara Asia lainnya, berawal dari koleksi stiker dan emoticon berbasis karakternya. Line cukup pintar untuk terus menawarkan sticker versi baru dan dilokalisasi dengan melakukan Line tampaknya benar-benar menguasai pendekatan seperti itu di duniachatting. Beberapa aplikasi baru yang juga menjanjikan stiker yang lucu mungkin tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengajak calon pengguna agar mau mencoba.

5. Penawaran paket data “sosial”

Masyarakat Indonesia suka menggunakan aplikasi chatting. Tapi mereka mungkin tidak begitu mau membeli paket data internet yang mahal. Mengetahui itu, beberapa perusahaan telekomunikasi membuat paket data khusus yang memaketkan akses gratis pada beberapa aplikasi sosial, tapi tetap meminta sedikit data. Aplikasi yang masuk dalam paket ini tidak akan menguras kuota data pengguna.
Telkomsel yang salah satu merupakan perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia, menawarkan tarif “social max” yang memaketkan BBM, Line, WhatsApp, Path, dan Waze. Sementara pesaingnya Indosat menawarkan tarif media sosial yang terdiri dari Facebook, Yahoo Messenger, Migme, dan layanan chatting buatan mereka sendiri IM3 Buzz.
Masyarakat Indonesia dikenal kritis akan harga, dan mereka kadang mau mengganti kartu SIM dan paket data jika melihat penawaran yang lebih menarik.
Bagi developer aplikasi baru, kombinasi penawaran yang unik (bukan sekadar stiker), danbrand yang kuat dan mudah dikenal yang akan dibahas oleh pengguna, serta mungkin dilengkapi dengan kesempatan untuk digunakan secara gratis melalui salah satu paket penawaran dari perusahaan telekomunikasi besar mungkin bisa menjadi strategi yang bagus.
(Diterjemahkan oleh Yasser Paragian dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto; sumber gambarSmiley Shutter)

sumber : www.techinasia.com
Previous
Next Post »