3 Alasan untuk Tidak Meng-Outsource Startup Anda, dan Apa yang Seharusnya Dilakukan

Editor’s Note : Tulisan ini dibuat oleh Joel Gascoigne, CEO BufferBuffer adalah tools Social Media Management yang fitur utamanya berfokus untuk men-schedule social media post dan merupakan salah satu startup yang tergolong sukses, telah memiliki lebih dari 2 juta pengguna di dunia. Buffer adalah satu dari 2 perusahaan di dunia yang menginformasikan semua informasi perusahaan kepada publik, termasuk gaji, equity, revenue, cost.

Satu hal favorit bagi saya adalah membantu orang lain pada tahap awal perjalanan Startup. Sebelum membuat Buffer, saya telah mengalami banyak kesalahan dalam memulai. Saya senang membagikan pelajaran yang saya dapatkan dari kegagalan yang dialami, dan saya juga senang mengingat hari-hari yang penuh tantangan hingga Buffer telah berumur hampir 5 tahun.
Minggu lalu, saya melakukan 5 sesi (sekitar 30 menit secara langsung maupun via Hangouts), dimana saya mencoba membantu seseorang. Saya terkejut mendengar masalah yang sama muncul pada 3 dari 5 sesi tersebut, jadi saya merasa perlu untuk membuat tulisan di blogdengan topik tersebut.

Proses berpikir Outsourcing Startup

Saya rasa jika Anda bukan orang technical dan tidak bisa coding, sangat wajar untuk berpikir bahwa Anda tidak dapat maju jika tidak menemukan seseorang yang dapat membantu Anda melakukannya. Seringkali yang pertama terpikirkan adalah antara menemukan co-founder yang technical, atau outsource pada freelancer atau perusahaan untuk membuat minimum viable product.
Pada pengalaman saya, kedua pilihan tersebut hampir selalu kurang optimal untuk mensukseskan startup secepat mungkin. Inilah alasan saya berpikir Anda seharusnya tidak outsource :

1. Goal Anda dan Goal Freelancer Anda sangat tidak sejalan

Jika Anda memikirkannya, goal dariFREELANCER atau creative agency atau perusahaan sejenisnya adalah untuk melayani banyak klien berbeda agar memperoleh keuntungan. Tujuan Anda ketika membuat ide startup adalah untuk membuat produk yang cocok dengan pasar (product – market fit), sesuatu yang mempunyai daya tarik.
Masalah besar dari 2 goal yang berbeda tersebut adalah jalan sukses mencapai goal bagi Freelencer sangat berbeda dengan jalan startup founder menuju goalnya.
Salah satu masalah yang dihadapi olehFREELANCER adalah scope project yang berkembang dan dapat berubah menjadi besar. JikaFREELANCER atau agency menentukan harga tetap untuk sebuah project, mereka perlu mengambil banyak langkah untuk memastikan bahwa scope dari project tidak berkembang lebih dari budget yang dianggarkan di awal. Ini berarti bahwa pada awalnya, mereka menginginkan spesifikasi yang sangat detil untuk menentukan apa saja pekerjaan yang termasuk dalam project. Tujuan dari freelancer adalah untuk mendapatkan keuntungan dan kuncinya untuk sukses adalah dengan menjadi sangat detil untuk mendefinisikan spesifikasi dari project, dan sebisa mungkin menghindari adanya perubahan.
Sebagai startup, tujuan Anda adalah mencapai product/market fit. Ada sebuah ilmu yang dibagikan oleh Matt Mullenweg yang membuat perspektif mengapa startup founder harus launching seawal mungkin :
Usage is like oxygen for ideas. Penggunaan adalah seperti oksigen untuk ide. Anda tidak dapat benar-benar tahu bagiamana audience akan bereaksi pada hal yang Anda buat kecuali mereka telah menggunakannya. Itu berarti, setiap saat Anda mengerjakan sesuatu tanpa dipublikasikan, produk tersebut sebenarnya sekarat karena tidak mendapat oksigen dari dunia nyata
Oleh karena itu, pendekatan yang ideal untuk membuat startup yang sukses adalah meluncurkannya seawal mungkin dan buat perubahan-perubahan berdasarkan informasi baru yang diperoleh dari pengguna dan dari customer developmentIni hampir sepenuhnya berbeda dengan pendekatan yang diinginkan olehFREELANCER. Tidak hanya itu, kebanyakanFREELANCER atau agency membuat website untuk bisnis yang sudah mapan dan lebih mudah diprediksi sehingga mereka sering tidak paham bagaimana sifat dari startup.
Bukan karena kontraktor atau agency melakukan hal yang salah, mereka hanya mengoptimasi diri untuk mengerjakan project klien yang umum, yaitu membuat website. Contohnya seperti website untuk restoran, coffee shop, atau klub golf. Mengambil kata dari Eric Ries, hal-hal ini adalah “masalah yang telah diketahui, solusinya juga telah diketahui”. Kita tahu bagaimana bentuk yang bagus dari website restoran.  Harus ada menu, terdapat lokasi restoran, dan sebagainya. Namun dengan startup, kita berada di dunia yang “masalah yang tidak diketahui, solusi juga tidak tidak diketahui”. Kita tidak tahu apakah ide baru kita akan bekerja. Pendekatannya sangat berbeda, dan saya rasa pendekatan startup denganFREELANCERhampir selalu tidak sejalan.
bangun bisnis online

2. Dapat membuat Anda punya mindset yang salah

Masih berhubungan dengan tantangan yang pertama, saya percaya bahwa jika Anda berpikir tentang outsourcing startup Anda, kemungkinan Anda telah memiliki mindset yang salah tentang membuat startup yang sukses.
Saya beruntung telah melakukan coding sejak berumur 12 tahun. Ketika saya masuk ke startup, saya beruntung telah mempunyai skill coding yang cukup baik. Apa yang saya sadari setelah beberapa tahun adalah kemampuan technical saya membuat saya buta tentang hal yang seharusnya dilakukan untuk membuat produk yang sukses. Saya hanya terus membuat produk, dan itu bukanlah bagian utama untuk menyukseskan startup.
Saya sering berpikir bahwa jika seseorang mempertimbangkan untuk outsource startup, mereka mungkin berada pada pola pikir yang salah, bahwa kunci untuk sukses dengan ide mereka adalah hanya dengan merealisasikannya menjadi sebuah produk.
Ide Anda belum tentu benar, dan seringkali tidak berhasil saat Anda telah merealisasikannya.
Yang diperlukan untuk membuat produk yang sukses adalah dengan mengeliminasi semua aspek yang tidak lolo validasi dan menemukan sesuatu yang benar-benar diinginkan oleh user atau pelanggan. Bagian yang menarik tentang ini adalah coding sebenarnya tidak diperlukan untuk mencapai hal ini.
Saya percaya, khususnya sekarang, bahwa Anda dapat membuat startup yang sepenuhnya bekerja tanpa coding sama sekali. Anda dapat menggunakan alat-alat seperti Wufoo, Unbounce,WordPress, Google Forms, dan hal-hal lainnya untuk digabungkan dijalankan bersamaan. Anda dapat mengisi celahnya dengan hustling atau mengerjakannya secara manual. Memang tidak scale, tapi ironisnya itu adalah kunci untuk bertumbuh dan mengerti apa yang berhasil dan apa yang tidak.
Tanpa coding sama sekali, saya rasa Anda dapat membuat produk awal (yang jauh dari sempurna) dan bahkan mulai mendapatkan traction jika Anda merubah dan memperbaiki aspek-aspek yang tidak valid dari ide Anda. Saat Anda telah mulai mendapatkan traction, banyak jalan akan terbuka untuk mendapatkan bantuan coding untuk produk Anda dan menjadikannya makin indah.
Orang-orang yang mampu coding telah lelah mendengar seseorang yang punya ide datang pada mereka dan meminta mereka membangun startup mereka. Pada sisi lain, seseorang yang mampu coding akan sangat tertarik melihat startup yang berjalan baik tanpa kode sama sekali. Itu adalah hal yang mereka percaya akan memiliki impact yang besar dan telah terlihat potensinya yang sangat besar.

3. Tim pendiri harus dapat melakukan setiap hal

Hal lain yang saya percayai mengapa Anda seharusnya tidak outsource startup Anda adalah : tim pendiri startup harus dapat menjalankan setiap peran. Berikut adalah alasannya :
  • Ini akan memberikan Anda mindset bahwa Anda dapat melakukan segala hal, Anda hanya perlu mencari tahu cara dan jalan mudah untuk melakukannya dengan kemampuan Anda yang sekarang
  • Anda memegang penuh kontrol terhadap seluruh bagian dari proses dan dapat beradaptasi dan mengulang segala hal dengan sangat cepat
  • Ketika sudah waktunya untuk mempekerjakan orang, Anda dapat membedakan mana pekerja yang baik dan yang tidak terlalu baik
  • Anda akan memiliki tingkat passion yang tinggi terhadap banyak aspek dari startup. Itu akan membuat membantu Anda menjadi hebat dalam banyak hal seiring Anda berkembang. Sulit untuk membuat orang lain menjadi passion untuk memperjuangkan sesuatu jika Foundernya saja tidak tertarik dengan hal itu.
Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan Anda dan co-founder Anda melakukan segala hal pada awal memulai. Pada awal berdiri, saya dan Leo (Co-founder Buffer) melakukan development, desain, database dan sysadmin, customer support, marketing dan lainnya. Sya bahkan membuat versi pertama Android app buffer sebelum kami memasukkan Sunil sebagai tim untuk mengambil alih pekerjaan itu. Hampir tidak ada pekerjaan yang ada di Buffer sekarang yang belum pernah saya dan Leo kerjakan pada awal-awal Buffer berdiri. Sebagai hasilnya, saya sangat gembira tentang pencapain di setiap aspek perusahaan, dan saya dapat berbicara pada siapapun tentang aspek apapun yang ada di perusahaan.

Apa yang seharusnya dilakukan

Saya sangat percaya bahwa membangun produk Anda sendiri adalah yang paling optimal dan tercepat untuk membuat startup yang sukses.
Mungkin terlihat tidak masuk akal bahwa dengan membangun produk Anda sendiri dapat menjadi cara tercepat untuk sukses, ketika Anda sama sekali tidak mempunyai kemampuan coding. Namun saya tidak membicarakan tentang coding, saya membicarakan tentang membuat produk Anda dengan cara apapun yang dapat Anda lakukan. Itu dapat berarti tanpa coding, atau dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada.
Alasan mengapa saya berpikir bahwa itu cara tercepat adalah karena saya percaya bahwa Anda akan kesulitan menemukan technical co-founder yang hebat jika yang Anda miliki hanyalah ide. Dan, jika Anda menggunakan jasaFREELANCER atau agency, kemungkinan besar Anda tidak dapat meminta mereka untuk melewati siklus “build-measure-learn”, terus mengulang merubah produk hingga sesuai dengan keinginan pasar.
Jadi pendekatan yang saya sarankan adalah untuk mengakalinya sendiri, dan pada saat yang sama terus bertemu dengan orang-orang technical di komunitas startup lokal Anda. Saya percaya bahwa akan ada suatu titik dimana apa yang Anda miliki menjadi cukup menarik bagi technical founder untuk ikut terlibat mengerjakannya. Jika Anda tidak mempunyai seorang technical co-founder (atau orang technical lainnya yang bersedia bergabung sebagai karyawan), saya rasa Anda lebih baik tetap mengakali sendiri, melakukan customer development dan memvalidasi asmusi-asumsi Anda untuk membuat sesuatu yang memiliki daya tarik.
Previous
Next Post »